Charlie Si Jenius Dungu (Flowers for Algernon) karya Daniel Keyes

Charlie Si Jenius Dungu (Flowers for Algernon) karya Daniel Keyes
Sampul depan Charlie Si Jenius Dungu


 Konten mungkin mengandung spoiler!


Sekali lagi Daniel Keyes mampu menjabarkan pikiran dan perasaan seorang karakter yang memiliki masalah mental dengan sangat baik. Buku pertama yang gue baca dari Daniel Keyes itu 24 wajah Billy dan says juga pada saat itu kagum dengan kemampuan Keys masuk ke kepala karakter utama bukunya. Mirip dengan penjabaran beberapa kepribadian dan perilaku satu orang karakter dalam buku 24 wajah Billy, Keyes berusaha melakukan hal yang sama dengan Charlie, si tokoh utama dalam buku ini.


Tentunya untuk menjelaskan secara singkat dan overt apa yang dipikirkan atau yang dirasakan seseorang adalah inti dalam dunia novel. Tapi coba kalau harus membayangkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang yang memiliki mental retardasi. Ngga semudah membayangkan bahwa mereka sekedar seseorang yang memiliki tubuh orang dewasa dengan cara berpikir seperti anak kecil. Ada komplikasi antara tata berpikir yang dimiliki anak kecil dengan kondisi dimana Charlie harus berhadapan dengan situasi-situasi orang dewasa. Ngga cuma sampai disitu, Keyes harus membayangkan bagaimana kalau seseorang yang terlahir dengan gangguan mental retardasi tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang sangat jenius.


Anda mungkin akan berpikir, tentu saja, segala bentuk perubahan pasti menimbulkan masalah. Tapi Keyes bisa dengan tepat menjabarkan apa-apa saja dan dalam bentuk pemahaman yang mendalam apa yang terjadi di dalam pikiran Charlie maupun reaksi orang-orang sekitarnya. Misalnya tentang bagaimana perkembangan intelegensi Charlie yang cepat tetapi tidak dibarengi oleh perkembangan emosional yang setara ternyata menimbulkan masalah-masalah yang unik.


Salah satu masalah terbesar charlie adalah sifat sombongnya karena merasa memiliki banyak ilmu bahkan melebihi para profesor universitas yang telah mengenyam pendidikan bertahun-tahun. Karena itu pula Charlie sulit memiliki teman setelah ia menjadi jenius. Charlie merasa tidak ada seorang pun yang mampu mengimbangi kecerdasannya sehinga ia cepat bosan dan orang-orang lain pun merasa tidak mampu memahami apa yang Charlie bicarakan, dan berbagai macam masalah lain yang umumnya mungkin tidak sempat terpikirkan oleh orang awam lebih jauh.


Daniel Keyes menulis buku ini dengan sudut pandang orang pertama. Khususnya dalam bentuk penulisan diary Charlie. Karena itu kita bisa melihat perkembangan perbendaharaan kata yang dimiliki Charlie. Namun sayangnya Keyes ngga mampu untuk menghindari kekurangan yang terjadi apabila menggunakan bentuk diary. Hal-hal seperti penulisan dialog yang terlampau detil terasa seperti bukan bentuk diary lagi, terutama ketika Charlie sudah bukan lagi seseorang dengan gangguan mental retardasi dan berubah menjadi seperti penulisan novel biasa dalam bentuk sudut pandang orang pertama.


Satu lagi aspek yang kurang saya sukai, dan ini lebih ke taste pribadi, adalah ketika Charlie mulai menyelami perasaan cintanya ke wanita. I think the book would be far more better tanpa kisah cinta Charlie yang terkesan berlarut-larut dan dramatis tetapi cheesy apabila dibandingkan dengan permasalahan-permasalahan Charlie yang lain. Bagian yang khusus menceritakan hubungan percintaan Charlie sempet bikin saya bener-bener ilfil dan susah untuk tertarik melanjutkan membaca.


Kesan saya terhadap pribadi Charlie, mungkin bisa digambarkan seperti melihat kepribadian Dr. Jekyll dan Hyde. Ketika Charlie masih menjadi seseorang dengan mental retardasi, dirinya merupakan kepribadian yang sangat ramah, tulus dan menyenangkan. Namun ketika Charlie menjadi seorang jenius, dirinya berubah menjadi arogan, sangat judgemental dan menyebalkan.


Tentunya penggambaran kedua kepribadian ini bukan sesuatu yang jelas hitam dan putih dimana tidak ada "sisa-sisa" kepribadian yang saling mempengaruhi. Disini, salah satu letak kepiawaian Keys dalam bercerita. Kita akan dibuat tersenyum dan merasa sayang terhadap Charlie si bodoh dan sedikit kesal dengan Charlie si jenius. Lalu pada akhir cerita kita akan dibuat terenyuh oleh fakta yang harus dihadapi Charlie dan bagaimana dirinya dengan sekuat tenaga berusaha mempertahankan semua hal yang ia hargai.



Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang tertarik dengan hal-hal psikologis dan mengajak anda mengkhayalkan suatu keadaan yang bukan tidak mungkin bisa terjadi suatu saat di masa depan yang dekat.


Kalian bisa mendapatkan buku ini di toko buku kesayangan atau toko online. Kalian juga bisa membacanya melalui Google Play Book.


Sumber : goodreads.com (Monoedh)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel